Catharina Cahya Kristanti

S1 Pendidikan Sejarah Angkatan 2021

PLP di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)


          Saya Catharina Cahya Kristanti, mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya. Dari kecil memang selalu didorong oleh orang tua untuk mencoba segala hal yang baru, baik pada bidang seni music, hingga olahraga. Orang tua selalu mendorong bagaimana caranya agar saya dapat mencoba berbagai hal. Sejak kecil saya memiliki hobi menyanyi yang menunjukkan minat saya akan bidang seni dan ekspresi diri, kemudian saya juga memiliki minat dan bakat terhadap hal yang baru, mengeksplor hal-hal yang baru dan hal itu mencerminkan saya sebagai seseorang yang terbuka akan sebuah pengalaman dan pengetahuan baru. Pada tahun 2023 saya berkesempatan untuk mengikuti FISH International Mobility, yang memberikan saya kesempatan untuk belajar dan berinteraksi dengan Masyarakat Indonesia di Malaysia. Program ini bukan hanya memperluas wawasan saya pada bidang akademik namun juga meningkatkan pada keterampilan interpersonal dan professional yang sangat penting pada dunia Pendidikan saat ini.

Berawal dari keraguan untuk daftar dan mengikuti kegiatan International Mobility namun pada saat itu saya mendapatkan dukungan dari semua orang terdekat yang meyakinkan saya bahwasannya saya bisa untuk ikut dan apply program International Mobility dan akhirnya saya keterima dan bisa pergi ke Malaysia. Malaysia merupakan negara yang sama sekali tidak pernah terlintas dikepala, namun pada tahun 2023 saya bisa menginjakkan kaki di Kuala Lumpur, Malaysia untuk menjalankan program International Mobility. Selama di Malaysia saya menjalankan program PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) di SIKL (Sekolah Indonesia Kuala Lumpur) selama di Malaysia saya mengajar mata Pelajaran Sejarah untuk siswa siswi disana, kemudian kelas yang saya pegang merupakan kelas IX, XI dan XII. Ketika mengajar disana saya sangat terbantu dengan siswa-siwi yang aktif dan kooperatif ketika pembelajaran. Ketika pembelajaran siswa-siswi, saya berikan games yang interaktif untuk mereview materi yang sudah saya jelaskan sebelumnya untuk membuat keadaan kelas menjadi lebih aktif dan seru. Selama disana saya mendapatkan experience yang baru selain mengajar, namun disana saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan tahunannya SIKL (Pentas Seni dan Latihan Gabungan Pramuka) dimana kegiatan tersebut melibatkan mahasiswa yang PLP di SIKL pada saat itu. Saya terlibat aktif dalam kegiatan Pentas Seni SIKL yaitu menjadi stage crew dan membantu siswa-siswi SIKL yang menjadi panitia Pentas Seni. Seluruh siswa-siswi tampil dengan kebudayaan di Indonesia yang berbeda-beda, ada dari budaya papua, budaya aceh, budaya jawa barat, dan lebih banyak lagi, sangat senang rasanya melihat siswa siswi SIKL melestarikan kebudayaan Indonesia di Malaysia. Kemudian saya juga berkesempatan untuk merasakan Latihan Gabungan Pramuka yang dilaksanakan SIKL setiap satu tahun sekali, tahun itu ditempatkan di Semenyih, Malaysia, merupakan satu kota bagian di Malaysia dan pada saat itu saya mendampingi kelas 8A dan ikut membantu membuatkan mereka yel-yel beserta gerakannya untuk kegiatan api unggun pada saat acara Latihan Gabungan Pramuka. Teman-teman kelas 8A sangat welcome dengan saya sehingga saya bisa jadi teman cerita mereka pada saat itu. Ikut terjun dan terlibat langsung dari semua kegiatan yang dilaksanakan SIKL merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk saya sebagai mahasiswa yang PLP di SIKL pada saat itu dan pengalaman tersebut menjadi cerita yang panjang dan akan saya ceritakan pada siapapun itu untuk sebuah motivasi bagi semua orang disekitar saya. Yang membedakan PLP didalam negeri dengan PLP di luar negeri adalah suasananya, suasana mengajar siswa siswi Indonesia diluar negeri lebih tertantang lagi, karena kami akan mengetahui tingkat nasionalis siswa-siswi disana kemudian perbedannya hidup dinegara orang merupakan hal yang tidak mudah namun itulah sebuah tantangan yang harus saya hadapi dan saya jalani ketika International Mobility di Malaysia.

Untuk tips and trick yang saya terapkan ketika apply program International Mobility adalah melibatkan Tuhan akan rencana saya untuk mengikuti Program International Mobility dan selalu percaya bahwa rancangan kita tidak sebagus dengan rancangan dan rencana Tuhan, kita mau buat se perfect apapun rancangan dan rencana kita, apabila Tuhan tidak menghendaki maka tidak akan terjadi, namun jika itu semua terjadi percayalah bahwa Tuhan sedang bekerja untuk hidup kita. Lalu komunikasi dan minta doa restu kepada orang tua untuk dilancarkan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan PLP Internationalnya kemudian yang paling penting percaya akan kemampuan diri sendiri karena mau ratusan orang menguatkan diri kita untuk apply sesuatu yang diluar comfort zone kita jika, kita sendiri masih merendahkan diri kita maka ratusan orang tersebut tidak ada apa-apanya. Jadi kalo bisa dibilang percaya pada kemampuan diri sendiri bahwasannya diri kita bisa, merupakan kunci untuk memulai suatu hal yang baru. Kemudian mempercayai bahwasannya mencoba suatu hal yang baru dan diluar comfort zone kita memberikan warna yang baru pada hidup kita. Kalau pada saat itu saya tidak yakin dengan diri saya sendiri, mungkin kisah ini tidak akan pernah tertulis olehku.