Yusmi Nurfadhila
Program Studi Pendidikan Sejarah
Angkatan 2021
Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur
Nama saya Yusmi Nurfadhila,
mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2021 dengan PT asal Universitas Tadulako
, sulawesi Tengah . Sejak kecil, saya sudah menyukai warna karena itu saya suka
melukis dan sangat tertarik membaca, terutama cerita sejarah dan dongeng
mitologi bergenre fantasi , yang memperkaya imajinasi saya dengan kisah-kisah
legendaris. Pada usia 12 tahun, ketertarikan saya pada pendidikan tumbuh saat
saya mengamati para guru, dan sejak saat itu saya bercita-cita menjadi pendidik
yang bisa menginspirasi orang lain. Saya juga suka tantangan dan hal baru,
meskipun membutuhkan energi besar untuk beradaptasi, sehingga ketika program
Pertukaran Mahasiswa Merdeka dibuka, saya mencoba mendaftar meskipun awalnya
ragu karena saya belum pernah terlibat dalam organisasi, sehingga merasa kurang
percaya diri dan minim pengalaman. Namun, keinginan kuat untuk belajar di Pulau
Jawa membuat saya memilih Universitas Negeri Surabaya , Dengan harapan dan doa,
saya mendaftarkan diri dan memilih Universitas Negeri Surabaya sebagai salah
satu pilihan utama. mungkin, keberuntungan berpihak pada saya. Dari dua pilihan
kampus yang saya tulis di laman pendaftaran PMM, akhirnya saya diterima di
Universitas Negeri Surabaya. Perasaan saya bercampur antara senang, gugup, dan
antusias. Program ini membawa saya pada pengalaman tak terlupakan: belajar di
lingkungan baru, bertemu teman-teman baru, dan memperkaya perspektif saya pada
budaya.
Selama mengikuti program
Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Negeri Surabaya, saya berkesempatan
untuk merasakan perkuliahan langsung bersama teman-teman dari Pendidikan
Sejarah UNESA. Awalnya, saya merasa gugup saat pertama kali masuk kelas, namun
teman-teman di sana sangat mendukung dan memahami keberadaan saya sebagai
mahasiswa pertukaran. Pengalaman yang paling berkesan adalah saat kami mendapat
tugas penelitian kelompok dan memutuskan untuk meneliti di Tuban, daerah asal
salah satu anggota kelompok. Ini adalah kali pertama saya bepergian ke daerah
baru bersama teman-teman yang masih belum begitu akrab, dan perasaan saya
bercampur antara antusias dan gugup. Namun, mereka sangat terbuka dan menyambut
saya dengan hangat, mengajarkan hal-hal baru, dan bahkan mengajak saya
berkeliling desa untuk mengenal budaya dan kehidupan lokal. Perbedaan suasana
belajar juga terasa—di UNESA, pembelajaran terasa lebih langsung dan aplikatif,
yang memperkaya perspektif saya tentang pendekatan pendidikan di lingkungan
yang berbeda. Pengalaman ini memberi banyak pelajaran dan membuka wawasan saya.
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti program ini, saya
punya beberapa tips. Pertama, persiapkan diri dengan informasi yang cukup
tentang program dan syarat pendaftaran. Selain itu, jangan ragu untuk bertanya
kepada senior atau mengikuti forum-forum diskusi yang ada, karena informasi
dari peserta sebelumnya bisa sangat membantu. Terakhir, pastikan kita memiliki
semangat yang kuat untuk belajar dan terbuka terhadap hal-hal baru. Dengan
sikap ini, pengalaman di program Pertukaran Mahasiswa Merdeka akan menjadi
perjalanan yang tak terlupakan dan penuh makna, karena PMM menurut saya
merupakan salah satu program yang berhasil membawa mahasiswa untuk belajar di
luar ruangan dan mengenal berbagai budaya di daerah lain.