Webinar Pendidikan Sejarah: Peran Gen-Z dalam Menghadapi Tantangan Era Society 5.0

Surabaya, 21 November 2024 — Dalam upaya meningkatkan kesadaran mengenai peran generasi muda, Program Studi S1 Pendidikan Sejarah bersama Laboratorium Rumah Sejarah Unesa menggelar webinar bertajuk “Peran Gen-Z dalam Menghadapi Tantangan dan Peluang di Era Society 5.0”. Kegiatan ini diikuti oleh 150 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum.
Koordinator Program Studi S1
Pendidikan Sejarah, Prof. Dr. Wisnu, M.Hum., dalam sambutannya menekankan
pentingnya mengapresiasi potensi Gen-Z yang kerap kali dipandang sebelah mata.
“Gen-Z sering kali mendapatkan stigma negatif di masyarakat. Namun, mereka
memiliki peran besar dalam membentuk tatanan kehidupan modern,” ujar Prof.
Wisnu.
Gen-Z, generasi yang lahir pada
1997 hingga 2012, dikenal sebagai kelompok yang sangat melek teknologi. Prof.
Wisnu menambahkan, teknologi informasi menjadi medium utama yang memungkinkan
Gen-Z berperan sebagai agen perubahan, termasuk dalam menyebarkan semangat kepahlawanan. “Webinar
ini bertujuan untuk membuka mata kita semua, bahwa sesuatu yang terlihat
sederhana, seperti peran Gen-Z, sebenarnya memiliki dampak besar, terutama
dalam kaitannya dengan teknologi informasi,” jelasnya.
Pemateri Gen-Z Bahas Inovasi
dan Kepahlawanan
Webinar ini menghadirkan sejumlah
pemateri dari kalangan Gen-Z, antara lain Muhammad Yazid A.B. (UNESA), Kaka
Picasso Destani (UNSRI), Ramdan Wahyudin Hidayatulloh (UPI), dan Cut Alya
Fatmawati (USK). Diskusi mereka berfokus pada pentingnya peran Gen-Z dalam
menghadapi tantangan era digital dan memaksimalkan potensi mereka sebagai
penggerak perubahan.
Para pemateri sepakat bahwa
semangat kepahlawanan perlu ditanamkan dalam diri generasi muda. “Pahlawan
adalah seseorang yang tidak hanya mengorbankan waktu dan tenaga, tetapi juga
siap mengorbankan nyawa demi kepentingan bangsa. Gen-Z, sebagai generasi yang
lahir di era digital, memiliki peluang besar untuk menghidupkan nilai-nilai
kepahlawanan melalui inovasi teknologi,” ungkap Muhammad Yazid.
Kota Palembang, sebagai salah
satu kota tua dengan sejarah panjang sejak masa Kerajaan Sriwijaya, disebut
sebagai contoh nyata bagaimana sejarah dan teknologi dapat diintegrasikan.
Gen-Z, dengan kreativitas mereka, mampu mengangkat nilai sejarah melalui platform
digital, seperti pameran virtual yang menampilkan artefak-artefak budaya.