Workshop Penyusunan Instrumen AKM bagi Guru Sejarah

Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas
Negeri Surabaya menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang
bertajuk Workshop Pengembangan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dalam mata
pelajaran sejarah bagi guru sejarah di Jawa Timur serta alumni. Kegiatan yang
diikuti oleh 70an peserta tersebut dilaksanakan selama 3 minggu mulai tanggal
16 Juli 2021 dan 17 Juli 2021 secara daring on class, kemudian on job learning di
tempat masing-masing selama satu minggu hingga tanggal 24 Juli 2021 peserta
mempresentasikan secara daring. Hasil refleksi dan evaluasi narasumber digunakan
untuk perbaikan produk pada tanggal 29 Juli 2021.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi dasar
yang di butuhkan oleh peserta didik, untuk mampu mengembangkan kapasitas
dirinya dan mampu berpartisipasi positif ditengah masyarakat. Dua
kompetensi dasar yang diukur dalam AKM ini adalah: pertama, literasi
Membaca yaitu kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga indonesia dan warga dunia serta dapat berkontribusi
secara produktif kepada masyarakat. Kedua, Literasi Matematika (Numerasi);
yaitu kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks
yang relevan untuk individu sebgai warga Indonesia dan warga dunia.
Bagaimana refleksi mata pelajaran sejarah dalam mengakselerasikan
perkembangan instrument AKM ini dibahas oleh Narasumber yakni: Dr. Agus
Suprijono, M.Si, “Kompetensi yang penting dinilai dalam AKM, meliputi: Keterampilan
berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan
Pengetahuan yang telah dipelajari, dan keterampilan memilah dan mengolah
infomasi”. Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang capaian
peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. AKM di rancang untuk
menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar mengajar, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil AKM
nantinya dilaporkan ke satuan pendidikan dan guru, untuk memberikan infomasi
mengenai tingkat kompetensi peserta didik. yang nantinya dimanfaatkan satuan pendidikan
dan guru dari berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang
efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian peserta didik. Sehingga
"Teaching at the righ level" dapat di terapkan , karena
pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tingkat kecakapan peserta didik akan
memudahkan siswa menguasai konten/kompetensi pada suatu mata pelajaran.
Disampaikan narasumber Dra. Sri Mastuti P, M.Hum dan Corry Liana, M.Pd.
“HOTS sebagai proses kognitif perlu direncanakan dalam kurikulum,
diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dinilai hasil pelaksanaan
pembelajarannya dalam asesmen. HOTS harus selalu memiliki triangulasi logical-order-curriculum-instruction-assessment.
AKM sebagai pengganti UN sebagaimana disinggung di awal tulisan adalah
dalam kapasitas fungsi menilai hasil pelaksanaan pembelajaran yang akan memberi
masukkan tentang seberapa banyak intended-learning-outcomes dicapai”. Dalam era
modern saat ini, transformasi teknlogi juga merambah dalam Pendidikan sejalan
dengan penerapan pembelajaran daring, maka dalam workshop ini juga mempraktikan
transformasi soal base paper menjadi soal digital yang disampaian oleh Riyadi,
M.A.
Antuasiasme peserta sangat terlihat, terutama saat produk yang
dibuat peserta ditelaah oleh Narasumber. Dialog dan romantisme akademis masa
kuliah dulu sangat terasa, terlebih peserta yang sebagian alumni telah
mencicipi dunia kerja sebagai implementasi ilmu yang diperoleh di bangku
kuliah. Dikatakan Mas Gagah Pramawibawa, S.Pd. dari SMA Bangkalan “Workshop ini
memberikan wawasan dan pencerahan baru, bahwa evaluasi menjadi salah satu aspek
yang wajib dikuasi oleh guru”. Ditambahkan alumni Muh. Amar Murtadi, S.Pd dari
SMA Lab Unesa berharap kegiatan semacam ini dapat terus diselenggarakan sebagai
bagian dari inservis training khususnya bagi guru di Jawa Timur agar mampu
merespon tuntutan jaman era society 5.0. *** R
Unduh: